NATO Mengatakan Jika Uji Coba Rudal Anti-Satelit Rusia Itu Sangat Ceroboh

Jakarta - NATO geram dengan uji coba rudal anti-satelit yang dilakukan Rusia pada Senin (15/11/2021). Pada Selasa (6/11/2021), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa uji coba rudal anti-satelit oleh Rusia tersebut ceroboh.

Uji coba rudal anti-satelit Rusia tersebut meledakkan satelitnya sendiri dan puing-puingnya membahayakan awak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

"Ini telah menciptakan banyak puing. Ini adalah tindakan ceroboh dari Rusia," kata Stoltenberg sebagaimana dilansir Reuters. "Ini menunjukkan bahwa Rusia sedang mengembangkan sistem senjata baru,"imbuh Stoltenberg.

Selain NATO, Kementerian Luar Negeri Perancis dan angkatan bersenjata Perancis dalam sebuah pernyataan bersama mengutuk uji coba rudal anti-satelit yang dilakukan Rusia. "Ini tidak stabil, tidak bertanggung jawab dan kemungkinan memiliki konsekuensi untuk waktu yang sangat lama di lingkungan luar angkasa dan untuk semua aktor di luar angkasa,"bunyi pernyataan bersama itu.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) juga mengecam Rusia karena melakukan uji coba rudal anti-satelit tersebut karena turut membahayakan awak ISS. Saat ini, ISS menampung tujuh awak. Ketujuh awak tersebut masing-masing adalah empat orang AS, satu orang Jerman, dan dua orang Rusia.

Stasiun luar angkasa mengorbit pada ketinggian sekitar 420 kilometer sebagaimana dilansir BBC.
"Hari ini, Federasi Rusia secara sembrono melakukan uji coba penembakan rudal anti-satelit terhadap salah satu satelitnya sendiri,"kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price.

"Uji coba rudal sejauh ini telah menghasilkan lebih dari 1.500 puing orbital yang dapat dilacak dan ratusan ribu keping puing orbital yang lebih kecil yang sekarang mengancam kepentingan semua negara,"terang Price.

Satelit yang menjadi objek uji coba tembakan rudal merupakan satelit Rusia yang rusak, Kosmos-1408. Kosmos-1408 adalah sebuah satelit mata-mata yang diluncurkan Uni Soviet pada 1982, beratnya lebih dari 1 ton dan telah berhenti bekerja bertahun-tahun yang lalu.

Price mengatakan bahaya dari puing-puing satelit yang diledakkan rudal Rusia masih jauh dari selesai. "Uji coba ini secara signifikan akan meningkatkan risiko astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta aktivitas luar angkasa manusia lainnya,"kata Price.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ditjen Pajak Menyita Rumah dan Ruko Warga yang Menunggak Pajak Total Sebesar Rp 3,2 Miliar

Terkait Meningkatnya Angka Pasien Rawat Akibat Omicron, WHO Menyetujui Pengunaan 2 Obat Baru Untuk Covid-19

Sosok Misterius di Abad ke-19 "Jack The Ripper" Pembunuh dari Inggris