Negara Nepal Memperkenalkan Status Gender Ketiga Dalam Sensus Penduduknya

Jakarta - Untuk kali pertama, Nepal memperkenalkan adanya sex ketiga dalam sensusnya. Sejak Sabtu (25/9/2021), petugas-petugas dari Biro Pusat Statistik Nepal mulai mengunjungi rumah-rumah di seluruh penjuru negara berpenduduk 30 juta jiwa tersebut.

Dalam pelaksanaan sensus, responden diberi pilihan untuk memilih "others" atau "lainnya"selain "laki-laki" dan "perempuan"di kategori gender.

Nepal merupakan negara di Asia Selatan yang memiliki beberapa undang-undang paling progresif tentang homoseksualitas dan hak-hak transgender. Negara di Himalaya tersebut melakukan reformasi penting pada 2007 yang melarang diskriminasi gender atau orientasi seksual sebagaimana dilansir AFP, Rabu (29/9/2021).

Sebelumnya, kategori sex ketiga untuk dokumen kewarganegaraan diperkenalkan pada 2013. Nepal lantas memulai mengeluarkan paspor dengan kategori "lainnya" dua tahun kemudian. Namun, kaum gay, transgender, dan kelompok aktivis berujar, komunitas LGTBQ di Nepal masih menghadapi diskriminasi, terutama untuk pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan.

Aktivis LGBTQ mengatakan, kurangnya information telah menghambat akses yang menjadi hak mereka. "Ketika ada information setelah sensus, kami dapat menggunakannya sebagai bukti untuk melobi hak-hak kami,"kata Presiden Blue Diamond Culture Pinky Gurung.

"Kami dapat mengajukan tuntutan secara proporsional dengan ukuran populasi kami,"sambung Gurung.
Namun, beberapa aktivis mengatakan hasil dari sensus kemungkinan masih bekum maksimal. Pasalnya, dari sekitar 70 pertanyaan sensus, hanya ada satu yang terkait dengan gender.

Rukshana Kapali, seorang transpuan sekaligus aktivis menuturkan, sensus itu bermasalah dan tidak dapat menangkap data sebenarnya dari komunitas LGBTQ di Nepal. Kelompok hak asasi, mengatakan, di masa lalu kaum LGBTQ juga takut untuk mengidentifikasi diri mereka.

Tetapi mereka mendorong mereka untuk lebih terbuka kali ini. "Kami menghitung populasi dengan kategori 'lainnya' sebagai bagian dari komitmen kami terhadap kesetaraan gender,"kata Direktur Bagian Kependudukan Biro Pusat Statistik Nepal Dhundi Raj Lamicchane kepada AFP.

"Kami telah bekerja dengan anggota organisasi LGBTQ kali ini dan berharap untuk hasil yang lebih reflektif untuk diterbitkan,"sambung Lamicchane.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ditjen Pajak Menyita Rumah dan Ruko Warga yang Menunggak Pajak Total Sebesar Rp 3,2 Miliar

Terkait Meningkatnya Angka Pasien Rawat Akibat Omicron, WHO Menyetujui Pengunaan 2 Obat Baru Untuk Covid-19

Sosok Misterius di Abad ke-19 "Jack The Ripper" Pembunuh dari Inggris