Pemerintah RI Masih Melakukan Disinfektan di Jalan-jalan , Pakar AS ingatkan Tindakan Itu Sia-sia
Jakarta - Pakar penyakit menular dari University of Maryland, AS Dr Faheem Younus menyoroti kegiatan penyemprotan disinfektan di jalan-jalan yang dilakukan di Indonesia. Menurutnya, penyemprotan itu sia-sia karena membuang energi dan uang.
"Benar-benar buang-buang waktu, uang, dan energi," tulis dr Faheem melalui akun Twitternya @FaheemYounus, Selasa (6/7/2021).
Dia menjelaskan bahwa penyemprotan desinfektan tidak perlu dilakukan di
ruang terbuka. Berbeda dilakukan jika dilakukan di rumah sakit atau
ruangan kamar pasien Corona.
"Desinfeksi permukaan TIDAK diperlukan di jalan dan ruang terbuka. Rumah
sakit dan kamar dengan pasien COVID adalah cerita lain," ungkapnya.
Untuk diketahui, belakangan nama Dr Faheem Younus menjadi viral di
Twitter. Pasalnya, dia rutin memberikan tips-tips seputar penanganan
Corona dalam bahasa Indonesia. Padahal, dia merupakan pakar asal Amerika
Serikat.
Kembali kepada soal penyemprotan disinfektan di ruang terbuka.
Organisasi Kesehatan Dunia (THAT) pernah menyatakan bahwa penyemprotan
jalan dengan disinfektan adalah cara konyol untuk menghindari penularan
virus Corona. Penyemprotan jalanan menggunakan disinfektan dinilai THAT
tidak ada gunanya.
"Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak
percaya orang-orang tertular infection dari permukaan tanah (jalanan
-red)," kata Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale
Fisher, sebagaimana diunggah DW Information di akun YouTube, Kamis
(2/4/2020).
Sementara itu, Wiku Adisasmito yang saat itu masih menjadi Ketua Tim
Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19, penyemprotan disifektan dijalan
memang tak disarankan WHO.
"Penyemprotan jalanan dengan disinfektan memang tidak direkomendasikan
THAT," kata Wiku Adisasmito kepada detikcom, Rabu (8/4/2020).
Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM
UI) ini menjelaskan, penularan COVID-19 adalah melalui cairan hidung dan
mulut (bead) orang yang terinfeksi, melompat lewat bersin dan batuk,
masuk ke hidung, mulut, atau mata orang yang sehat.
Droplet yang mengandung infection Corona (SARS-CoV-2) bisa pula berada
di permukaan benda dan disentuh oleh orang yang sehat, kemudian orang
yang sehat tersebut tertular COVID-19 karena tangannya yang terkena
droplet itu dia gunakan untuk menyentuh mulut, hidung, atau matanya.
"Masa kita pegang aspal kemudian kita pegang mata? Kan tidak. Yang
sering dipegang adalah gagang pintu, kunci, ponsel, lantai untuk
beraktivitas, hingga permukaan lantai masjid misalnya," kata Wiku.
Penyemprotan disinfektan di jalanan dan lingkungan luar ruangan memang
bukan fenomena Indonesia saja. Di India, Meksiko, hingga Turki juga
demikian.
Kendati demikian, kegiatan ini masih dilakukan. Salah satunya oleh Kapolres Sukabumi pada 3 Juli 2021 lalu.
Mobil Armored Water Cannon dikerahkan menyemprotkan 6.000 liter cairan
disinfektan di sejumlah jalan protokol di Kabupaten Sukabumi berkaitan
pelaksanaan PPKM Darurat.
"Hari ini telah dilaksanakan apel gelar PPKM Darurat, juga pergelaran
kendaraan TNI polri dan pemerintahan di semua lini masyarakat.
Penyemprotan itu adalah salah satu bagian dari kegiatan PPKM Darurat. Jadi tadi kita semprot kenapa, yang pertama adalah agar masyarakat tahu hari ini dimulainya PPKM Darurat," kata Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif kepada detikcom, Sabtu (3/7/2021).
Komentar
Posting Komentar